Dalam menyusun suatu karangan atau tulisan, merupakan sebagai keterampilan berbahasa yang diketahui secara umum. Penulisan bisa dikatakan sebagai salah satu kemampuan berbahasa yang tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan membaca, berbicara dan menyimak. Penulisan merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulisan sebagai salah satu peristiwa komunikasi pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan kemampuan serta informasi ke dalam tulisan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam perencanaan penulisan mencakup langkah-langkah memilih topik, membatasi topik, menetapkan maksud, merumuskan tesis atau pengungkapan maksud atau tema, dan menyusun kerangka karangan. Langkah-langkah yang sudah ditetapkan itu, jika kita ikuti secara baik dan benar maka akan menghasilkan tulisan yang berkwalitas.
Adapun gambarannya sebagai berikut :
1. Memilih Topik
Sebelum memulai menulis, kita harus memilih sebuah topik/tema dan tentukan dulu topik secara spesifik. Topik yang akan kita pilih, seharusnya, tidak terlalu umum (luas) dan tidak terlalu sempit supaya pembahasan tentang topik tersebut bisa lebih fokus dan tidak terlalu lebar/luas. Syarat menentukan topik adalah menguasai materi yang akan dibahas atau ditulis. Jika topik dikuasai, maka sub-subtopik akan mudah ditentukan.
2. Membatasi Topik
Topik suatu tulisan menyatakan ide utama dalam sebuah paragraf, yang biasanya, dalam tulisan akademik, terletak pada awal paragraf. Sebuah topik kalimat menjadi batasan sejauh mana paragraf tersebut bisa dikembangkan. Batasan itulah yang disebut dengan batasan topik.
3. Menetapkan maksud
Menentukan tujuan penulisan penting dilakukan penulis untuk menentukan bentuk penulisan (ilmiah, nonilmiah, atau sastra, nonsastra) dan tingkat kerincian penulisan. Menentukan sasaran penulisan sangat diperlukan untuk menentukan diksi dan cara penyajian yang tepat sesuai dengan status social, jenjang pendidikan, dan tingkat kemampuan yang dimiliki pembacanya. Hal ini dilakukan agar apa yang kita tulis dapat dipahami oleh pembacanya.
4. Merumuskan Topik
Penulis harus bisa merumuskan tema berdasarkan topik yang sudah dibatasi. Beberapa yang harus diperhatikan dalam merumuskan topik yaitu :
a. Topik harus bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis
b. Topik harus menarik dan dikuasai oleh penulis
c. Topik yang dibahas, mudah dijangkau bahannya oleh penulis.
5. kerangka karangan
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan ketentuan tentang bagaimana kita menyusun karangan, dalam pengertian lainnya kerangka karangan juga merupakan rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Sebuah karangan penulisan minimal menggunakan tiga bagian penting yaitu Pendahuluan, tubuh karangan dan Kesimpulan. Manfaat yang dapat anda peroleh bila membuat kerangka karangan adalah :
•Membantu melihat apa saja yang perlu disajikan dalam penulisan
• Membantu mengembangkan gagasan/ide lebih teratur, logis, dan terfokus.
• Membantu mencagah pengulangan paparan ide
• Membantu memaparkan data lebih lengkap.
Jenis kerangka karangan berdasarkan cara pengungkapan pokok pokok pembicaraan ke dalam kerangka karangan terbagi atas 2 yaitu kerangka topic dan kerangka kalimat. Hal hal yang harus diperhatikan ketika akan membuat kerangka karangan adalah :
• Penyusunan kerangka karangan harus sesuai dengan topik yang telah dipilih.
• Penyusunan kerangka karangan harus sistematis dan logis.
• Penyusunan kerangka karangan untuk mempermudah penyusunan karangan.
Untuk memperoleh kerangka karangan yang tersusun secara sistematis dan logis, hendaklah ditempuh beberapa kegiatan berikut :
• Pengumpulan ide
• Penyaringan ide dan penyempurnaan ide
• Pengelompokan ide
• Penyusunan urutan ide
Untuk menilai sebuah kerangka karangan , beberapa hal yang harus diperhatikan syarat syarat kerangka karangan yang baik yaitu :
• Pengungkapan maksud harus jelas.
• Tiap subpokok bahasa dalam kerangka karangan mengandung satu gagasan.
• Pokok pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
• Harus mempergunakan pasangan tanda yang konsisten.
Bagian akhir mencakup daftar pustaka yang akan digunakan untuk penulisan dan lampiran (jika ada) yang merupakan informasi atau keterangan tambahan yang diperlukan pada pelaksanaan penulisan. Dengan mengikuti langkah langkah yang ada dalam Perencanaan Penulisan maka sangat mempengaruhi kualitas tulisan yang dihasilkan lebih baik, teratur dan mudah di pahami.
Diposkan oleh nitema gulo di 10:11
Senin, 17 Mei 2010
Senin, 22 Maret 2010
TUGAS IV
TUGAS IV
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah: merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Ada 3 persyaratan agar paragraf menjadi padu :
kepaduan
kesatuan
kelengkapan
Unsur paragraf berupa :
1. kalimat topik atau kalimat utama
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3. kalimat penegas
4. kalimat klausa, prosa, dan penghubung
Fungsi utama paragraf yaitu :
untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru
sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya
sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu
Persyaratan paragraf yang baik yaitu :
kepaduan paragraf
kesatuan paragraf
kelengkapan paragraf
1. kepaduan paragraf
Langkah yang harus di tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Ada 2 jenis kata penghubung
kata penghubung intra kalimat : kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.contoh. karena, sehingga, tetapi, sedangkan, dll
kata penghubung antar kalimat : kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh. Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun,bahkan, dll
2. kesatuan paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
Paragraf dekduktif : kalimat utama yang diletakkan di awak paragraf.
Paragraf induktif : kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf.
Ciri dalam membuat kalimat utama
- kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk
diperinci lebih lanjut. Contoh. David Beckham adalah pemain sepak bola yang
sukses.
- kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata
penghubung, baik kata penghubung intra kalimat maupun antar kalimat.
3. kelengkapan paragraf
Paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya ada kalimat panjelas.
ciri kalimat penjelas : berisi penjelasan berupa rincian, keterangan. Contoh. Dan lain-lain, selain itu.
Pengembangan paragraf
Cara pengembangan paragraf
cara pertentangan
cara perbandingan
cara analogi
cara contoh-contoh
cara sebab akibat
cara definisi
cara klasifikasi
1. cara pertentangan
Pengembangan Paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti. Berbeda dengan, bertetangan dengan, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dll.
Contoh. Andi mempunyai kepribadian yang baik lain halnya dengan tono, sangat
buruk sekali.
2. cara perbandingan
Pengembangan dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti.
Serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, sementara itu.
Contoh. Wajah anak itu sama dengan wajah adik saya.
3. cara analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan.
Biasanya dilakukan dalam bentuk kiasan seperti. Ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh. Anak itu selalu bertengkar dan tidak dapat dipisahkan, ibaratnya air dengan
minyak tidak dapat bersatu.
4. cara contoh-contoh
Kata yang digunakan seperti. Misalnya, seperti, contohnya,dll.
Contoh. Karnivora merupakan hewan pemakan daging, contohnya singa dan
buaya.
5. cara sebab akibat
Ungkapan yang digunakan yaitu. Padahal, akibatnya, oleh karena itu, karena.
Contoh. Pada tahun 1998 merupakan awal dari krisis, karena banyak pejabat yang
korupsi, akibatnya negara kita banyak memiliki hutang kepada negara
lain, oleh karena itu kita wajib membrantas para koruptor.
6. cara definisi
Kata yang digunakan seperti. Adalah, yaitu, ialah merupakan.
Contoh. Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk
menyatakan hukum-hukum fisika.
7. cara klasifikasi
Kata yang biasa digunakan yaitu. Dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi
menjadi, mengklasifikasikan.
Contoh. Ekonomi digolongkan menjadi dua golongan yaitu ekonomi mikro dan
makro.
Contoh paragraf :
Harga minyak dunia yang mencapai hampir $70 AS per barel akan memaksa pemerintah untuk menyediakan dana subsidi BBM sebesar Rp113,7 triliun. Karena pemakai BBM terbanyak adalah golongan menengah atas, berarti pemerintah menguras APBN justru untuk menyubsidi mereka, sementara rakyat miskin tidak mendapat apa-apa. Oleh karena itulah pemerintah berusaha menghemat pengeluaran untuk subsidi BBM, dan hasil dari penghematan itu akan didistribusikan kepada 15,5 juta keluarga miskin dalam bentuk uang tunai langsung sebesar Rp 100.000,00 per bulan selama satu tahun.
Akan tetapi, ada pihak-pihak yang menyangsikan efektivitas langkah pemerintah itu. Alasannya, subsidi langsung sebesar Rp 100.000, itu tidak akan sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari sebagai akibat berantai dari naiknya harga BBM. Di sisi lain, model pemberian uang tunai secara cuma-cuma dipandang tidak mendidik dan akan menimbulkan ketergantungan. Selain itu, model ini juga akan merangsang banyak orang untuk ‘’memiskinkan’’dirinya dengan harapan mendapat bantuan pemerintah daripada merangsang untuk bekerja agar bisa keluar dari kemiskinan
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah: merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Ada 3 persyaratan agar paragraf menjadi padu :
kepaduan
kesatuan
kelengkapan
Unsur paragraf berupa :
1. kalimat topik atau kalimat utama
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3. kalimat penegas
4. kalimat klausa, prosa, dan penghubung
Fungsi utama paragraf yaitu :
untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru
sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya
sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu
Persyaratan paragraf yang baik yaitu :
kepaduan paragraf
kesatuan paragraf
kelengkapan paragraf
1. kepaduan paragraf
Langkah yang harus di tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Ada 2 jenis kata penghubung
kata penghubung intra kalimat : kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.contoh. karena, sehingga, tetapi, sedangkan, dll
kata penghubung antar kalimat : kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh. Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun,bahkan, dll
2. kesatuan paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
Paragraf dekduktif : kalimat utama yang diletakkan di awak paragraf.
Paragraf induktif : kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf.
Ciri dalam membuat kalimat utama
- kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk
diperinci lebih lanjut. Contoh. David Beckham adalah pemain sepak bola yang
sukses.
- kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata
penghubung, baik kata penghubung intra kalimat maupun antar kalimat.
3. kelengkapan paragraf
Paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya ada kalimat panjelas.
ciri kalimat penjelas : berisi penjelasan berupa rincian, keterangan. Contoh. Dan lain-lain, selain itu.
Pengembangan paragraf
Cara pengembangan paragraf
cara pertentangan
cara perbandingan
cara analogi
cara contoh-contoh
cara sebab akibat
cara definisi
cara klasifikasi
1. cara pertentangan
Pengembangan Paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti. Berbeda dengan, bertetangan dengan, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dll.
Contoh. Andi mempunyai kepribadian yang baik lain halnya dengan tono, sangat
buruk sekali.
2. cara perbandingan
Pengembangan dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti.
Serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, sementara itu.
Contoh. Wajah anak itu sama dengan wajah adik saya.
3. cara analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan.
Biasanya dilakukan dalam bentuk kiasan seperti. Ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh. Anak itu selalu bertengkar dan tidak dapat dipisahkan, ibaratnya air dengan
minyak tidak dapat bersatu.
4. cara contoh-contoh
Kata yang digunakan seperti. Misalnya, seperti, contohnya,dll.
Contoh. Karnivora merupakan hewan pemakan daging, contohnya singa dan
buaya.
5. cara sebab akibat
Ungkapan yang digunakan yaitu. Padahal, akibatnya, oleh karena itu, karena.
Contoh. Pada tahun 1998 merupakan awal dari krisis, karena banyak pejabat yang
korupsi, akibatnya negara kita banyak memiliki hutang kepada negara
lain, oleh karena itu kita wajib membrantas para koruptor.
6. cara definisi
Kata yang digunakan seperti. Adalah, yaitu, ialah merupakan.
Contoh. Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk
menyatakan hukum-hukum fisika.
7. cara klasifikasi
Kata yang biasa digunakan yaitu. Dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi
menjadi, mengklasifikasikan.
Contoh. Ekonomi digolongkan menjadi dua golongan yaitu ekonomi mikro dan
makro.
Contoh paragraf :
Harga minyak dunia yang mencapai hampir $70 AS per barel akan memaksa pemerintah untuk menyediakan dana subsidi BBM sebesar Rp113,7 triliun. Karena pemakai BBM terbanyak adalah golongan menengah atas, berarti pemerintah menguras APBN justru untuk menyubsidi mereka, sementara rakyat miskin tidak mendapat apa-apa. Oleh karena itulah pemerintah berusaha menghemat pengeluaran untuk subsidi BBM, dan hasil dari penghematan itu akan didistribusikan kepada 15,5 juta keluarga miskin dalam bentuk uang tunai langsung sebesar Rp 100.000,00 per bulan selama satu tahun.
Akan tetapi, ada pihak-pihak yang menyangsikan efektivitas langkah pemerintah itu. Alasannya, subsidi langsung sebesar Rp 100.000, itu tidak akan sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari sebagai akibat berantai dari naiknya harga BBM. Di sisi lain, model pemberian uang tunai secara cuma-cuma dipandang tidak mendidik dan akan menimbulkan ketergantungan. Selain itu, model ini juga akan merangsang banyak orang untuk ‘’memiskinkan’’dirinya dengan harapan mendapat bantuan pemerintah daripada merangsang untuk bekerja agar bisa keluar dari kemiskinan
TUGAS III
TUGAS III
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
PILIHAN KATA (DIKSI)
Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu diamati dalam peiluha kata yaitu :
1. Kemampuan memilih kata dimungkinkan bila seseorang memiliki kosakata yang luas
2. Kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa serumpun
3. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
Terdapat 6 syarat, yaitu :
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Contoh :
· Bunga mawar
· Bunga bank
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir sinonim
Contoh :
· Pengubah
· Peubah
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya
Contoh :
· Intensif – insetif
· Preposisi - proposisi
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak
Contoh :
· Kebijakan, Kebajikan, Kebijaksanaan
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasang secara tepat
Contoh :
· Antara …. dan ….
· Tidak … tetapi ….
6. Dapat membedakan kata-kata umum dan kata-kata khusus
Contoh :
· Kata umum : melihat
· Kata khusus : melirik, melotot, mengamati, mengawasi
7. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Untuk menyusun kalimat efektif, harus dipilih kata-kata yang tepat, seksama (sesuai) dan lazim. Dalam memilih kata-kata tersebut perlu diperhatikan pedoman-pedoman berikiut ini :
a. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan penuturan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya
b. Pemakaian kata-kata/istilah asing
Ada kata-kata atau istilah asing yang sudah ada pedomannya dalam bahasa Indonesia, ada yang belum. Jika sudah ada padananya, bukan asingnya. Memakai kata-kata atau istilah asing yang hanya bermaksud megah atau gagah akan merugikan perkembangan bahasa Indonesia
c. Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai oleh pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan, contoh: bilang, bikin, dikasih tahu, makanya, dan sebagainya. Dalam karya ilmiah, pemakaian kata-kata tutur ini hendaknya dihindarkan, karena termasuk kata-kata yang tidak baku.
d. Pemakaian kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada yang tidak. Adapula kata-ata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. Oleh karena itu, kita harus memilihnya secara cermat.
e. Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dikihat, didengar, dirasakan, diraba atau dibagi, sedangkan kata-kata abstrak adalah kata-kata yang menunjuk kepada sifat, konsep, atau gagasan. Kata-kata kongkret lebih mudah dipahami daripada kata-kata abstrak.
f. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Kata-kata umum adalah kata-kata yang luas lingkupnya, sedangkan kata-kata khusus adalah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. Makin umum, makin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, makin khusus, makun jelas dan tepat. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan penuturan lebih dapat dipakai kata-kata khusus daripada kata-kata umum
g. Pemakaian Idiom
Kalimat yang cermat dalam diksnya sebaik-baiknya bersifat idiomatik
h. Pemakaian kata yang lugas
Dalam karangan sebaiknya dipakai kata-kata yang lugas, yaitu kata yang bersahaja, apa dayanya, tidak berupa frase yang panjang.
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
PILIHAN KATA (DIKSI)
Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu diamati dalam peiluha kata yaitu :
1. Kemampuan memilih kata dimungkinkan bila seseorang memiliki kosakata yang luas
2. Kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa serumpun
3. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
Terdapat 6 syarat, yaitu :
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Contoh :
· Bunga mawar
· Bunga bank
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir sinonim
Contoh :
· Pengubah
· Peubah
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya
Contoh :
· Intensif – insetif
· Preposisi - proposisi
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak
Contoh :
· Kebijakan, Kebajikan, Kebijaksanaan
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasang secara tepat
Contoh :
· Antara …. dan ….
· Tidak … tetapi ….
6. Dapat membedakan kata-kata umum dan kata-kata khusus
Contoh :
· Kata umum : melihat
· Kata khusus : melirik, melotot, mengamati, mengawasi
7. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Untuk menyusun kalimat efektif, harus dipilih kata-kata yang tepat, seksama (sesuai) dan lazim. Dalam memilih kata-kata tersebut perlu diperhatikan pedoman-pedoman berikiut ini :
a. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan penuturan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya
b. Pemakaian kata-kata/istilah asing
Ada kata-kata atau istilah asing yang sudah ada pedomannya dalam bahasa Indonesia, ada yang belum. Jika sudah ada padananya, bukan asingnya. Memakai kata-kata atau istilah asing yang hanya bermaksud megah atau gagah akan merugikan perkembangan bahasa Indonesia
c. Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai oleh pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan, contoh: bilang, bikin, dikasih tahu, makanya, dan sebagainya. Dalam karya ilmiah, pemakaian kata-kata tutur ini hendaknya dihindarkan, karena termasuk kata-kata yang tidak baku.
d. Pemakaian kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada yang tidak. Adapula kata-ata bersinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. Oleh karena itu, kita harus memilihnya secara cermat.
e. Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dikihat, didengar, dirasakan, diraba atau dibagi, sedangkan kata-kata abstrak adalah kata-kata yang menunjuk kepada sifat, konsep, atau gagasan. Kata-kata kongkret lebih mudah dipahami daripada kata-kata abstrak.
f. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Kata-kata umum adalah kata-kata yang luas lingkupnya, sedangkan kata-kata khusus adalah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. Makin umum, makin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, makin khusus, makun jelas dan tepat. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan penuturan lebih dapat dipakai kata-kata khusus daripada kata-kata umum
g. Pemakaian Idiom
Kalimat yang cermat dalam diksnya sebaik-baiknya bersifat idiomatik
h. Pemakaian kata yang lugas
Dalam karangan sebaiknya dipakai kata-kata yang lugas, yaitu kata yang bersahaja, apa dayanya, tidak berupa frase yang panjang.
TUGAS II
TUGAS II
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
EJAAN
I. Ejaan adalah :
1. tatacara penulisan huruf, kata, kalimat, tanda baca, berikut pemenggalan dan penggabungannya dalam suatu bahasa.
2. seperangkat aturan tentang keseluruhan cara penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.
II. Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu :
1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :a) abjad b) vokal c) konsonand) pemenggalane) nama diri
2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi :a) huruf kapital b) huruf miring
3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa :
a) kata dasar
b) kata turunan
c) kata ulang
d) gabungan kata
e) kata ganti kau, ku, mu, dan nya
f) kata depan di, ke, dan dari
g) kata sandang si, dan sang
h) partikel
i) singkatan dan akronim
j) angka dan lambang bilangan.
4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah :a) Tanda titik (.) b) Tanda koma (,) c) Tanda titik koma (;) d) Tanda titik dua (:) e) Tanda hubung (-) f) Tanda pisah (--) g) Tanda elipsis (…) h) Tanda tanya (?)i) tanda seru (!)j) tanda kurung ((…))k) tanda kurung siku ([ ])l) tanda petik ganda (“…”)m) tanda petik tunggal (‘…’)n) tanda garis miring (/)o) tanda penyingkat (‘)
III. Perlu, Karena ketiadaan ejaan akan menyulitkan komunikasi dan memberikan peluang untuk kesalahpahaman, dan Karena ejaan merupakan kaidah yang harus di patuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan ke jelasan makna.
IV Perana ejaan bagi ragam tulisan
a. Sebagai sumber referensi atau rujukan bagi banyak orang dalam menulis.
b. menggantikan bebrapa unsur non bahasa yang diperlukan untuk mumpelajari gagasan atau pesan
c .Mencegah terjadinya multi penafsiran pada tiap-tiap orang yang membaca karena telah terpenuhinya aspek-aspek berikut ini :
1.Pemilihan kosa kata dilakukan secara tepat.
2.Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.
3.Kalimat yang dibentuk dengan struktur yang lengkap. 4.Paragraf dikembangkan secara lengkap dan terpadu
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
EJAAN
I. Ejaan adalah :
1. tatacara penulisan huruf, kata, kalimat, tanda baca, berikut pemenggalan dan penggabungannya dalam suatu bahasa.
2. seperangkat aturan tentang keseluruhan cara penulisan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.
II. Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu :
1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :a) abjad b) vokal c) konsonand) pemenggalane) nama diri
2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi :a) huruf kapital b) huruf miring
3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa :
a) kata dasar
b) kata turunan
c) kata ulang
d) gabungan kata
e) kata ganti kau, ku, mu, dan nya
f) kata depan di, ke, dan dari
g) kata sandang si, dan sang
h) partikel
i) singkatan dan akronim
j) angka dan lambang bilangan.
4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah :a) Tanda titik (.) b) Tanda koma (,) c) Tanda titik koma (;) d) Tanda titik dua (:) e) Tanda hubung (-) f) Tanda pisah (--) g) Tanda elipsis (…) h) Tanda tanya (?)i) tanda seru (!)j) tanda kurung ((…))k) tanda kurung siku ([ ])l) tanda petik ganda (“…”)m) tanda petik tunggal (‘…’)n) tanda garis miring (/)o) tanda penyingkat (‘)
III. Perlu, Karena ketiadaan ejaan akan menyulitkan komunikasi dan memberikan peluang untuk kesalahpahaman, dan Karena ejaan merupakan kaidah yang harus di patuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan ke jelasan makna.
IV Perana ejaan bagi ragam tulisan
a. Sebagai sumber referensi atau rujukan bagi banyak orang dalam menulis.
b. menggantikan bebrapa unsur non bahasa yang diperlukan untuk mumpelajari gagasan atau pesan
c .Mencegah terjadinya multi penafsiran pada tiap-tiap orang yang membaca karena telah terpenuhinya aspek-aspek berikut ini :
1.Pemilihan kosa kata dilakukan secara tepat.
2.Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.
3.Kalimat yang dibentuk dengan struktur yang lengkap. 4.Paragraf dikembangkan secara lengkap dan terpadu
TUGAS I
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
MENUMBUHKAN SIKAP BAHASA YANG POSITIF TERHADAP BAHASA INDONESIA BAGI MAHASISWA
Di dalam ruang lingkup kemahasiswaan dibutuhkan komunikasi yang baik dalam berinteraksi antar sesama dan dalam komunikasi tersebut digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mahasiswa/mahasiswi dapat belajar sikap bertutur kata dalam bahasa yang baik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat komunikasi antar sesame.
Didukung dengan mata kuliah bahasa Indonesia di lingkungan perkuliahan membuat mahasiswa/mahasiswi semakin meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Mahasiswa/mahasiswi diajarkan untuk lebih mengerti dalam penulisan, penyusunan dan pengucapan dalam berbahasa yang baik dan benar. Pentingnya mempelajari bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan karena, mahasiswa/mahasiswi sebagai calon sarjana dipersipakan tidak hanya untuk menjadi konsumen ilmu pengetahuan melainkan juga sebagai produsen dalam bidang ilmiah.Tujuan mata kuliah bahasa Indonesia yang diberikan kepada mahasiswa/mahasiswi memiliki tujuan :
1. Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.
2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.
3. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Pada dasarnya mahasiswa telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter setiap mahasiswa.
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I
MENUMBUHKAN SIKAP BAHASA YANG POSITIF TERHADAP BAHASA INDONESIA BAGI MAHASISWA
Di dalam ruang lingkup kemahasiswaan dibutuhkan komunikasi yang baik dalam berinteraksi antar sesama dan dalam komunikasi tersebut digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mahasiswa/mahasiswi dapat belajar sikap bertutur kata dalam bahasa yang baik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat komunikasi antar sesame.
Didukung dengan mata kuliah bahasa Indonesia di lingkungan perkuliahan membuat mahasiswa/mahasiswi semakin meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Mahasiswa/mahasiswi diajarkan untuk lebih mengerti dalam penulisan, penyusunan dan pengucapan dalam berbahasa yang baik dan benar. Pentingnya mempelajari bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan karena, mahasiswa/mahasiswi sebagai calon sarjana dipersipakan tidak hanya untuk menjadi konsumen ilmu pengetahuan melainkan juga sebagai produsen dalam bidang ilmiah.Tujuan mata kuliah bahasa Indonesia yang diberikan kepada mahasiswa/mahasiswi memiliki tujuan :
1. Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.
2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.
3. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma bahasa Indonesia yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
Pada dasarnya mahasiswa telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter setiap mahasiswa.
Senin, 26 Oktober 2009
Nama / NPM : Taty Listiawaty / 27208040
Bagaimana korelasi Koperasi terhadap Perekonomian Indonesia ? Berperan/tidak ?
Permasalahan utama fungsi koperasi dalam perekonomian terbentur pada perilaku dalam melakukan kegiatan ekonomi. Di satu sisi, koperasi berpeluang besar menjadi pelaku ekonomi terutama dalam era persaingan. Namun di sisi lain, sampai sekarang masih saja pembinaan dan pengembangan koperasi-sebagai institusi sosial-tidak terlepaskan dari dimensi politik. Intervensi dimana pemerintah masih jelas campur tangannya pada kegiatan koperasi yang sejak dulu melalui kementerian koperasi.
Dilihat dari kontribusi koperasi terhadap sumbangan dalam perekonomian tidak setimpal dengan intervensi pemerintah. UU tentang Koperasi tidak berpengaruh signifikan dalam mengantisipasi pesatnya perubahan lingkungan kegiatan koperasi pasar.
Tanggung jawab social Koperasi masih saja terikat terhadap tanggung jawab sosial dan ekonomi berbasis rakyat. Seharusnya pada tanggung jawab sosial inilah yang masih menjadi esensi peranan koperasi yang masih menjadi perdebatan dalam ekonomi pasar seperti saat ini.
Para pengelola koperasi di Indonesia, mewakili unsur gerakan yang berbasis pada masyarakat tentu punya kebijakan dan strategi lain untuk mengembangkan koperasi. Campur tangan pemerintah melalui berbagai aturan dan kebijakan bahkan saat pembentukan pengurus pada lembaga-lembaga koperasi dari pusat hingga kabupaten praktis masih terpusat kepada kepentingan penguasa. Artinya pemerintah masih memiliki kekuasaan besar dalam membina koperasi yang pada akhirnya melenceng dari tujuan utama koperasi.
Tentunya hal ini merupakan motivator bagi para anggota yang bergabung dalam koperasi untuk menghadapi persaingan dan diperlukan insentif individu sudah tidak dapat dielakan. Sehingga koperasi diharapkan akan mampu memainkan peranannya cari kegiatan yang kecil saja sesuai dengan kondisi pasar dilingkungannya. Dengan demikian koperasi dapat bertumbuh, berkembang secara efisien dengan tetap memainkan peranannya sebagai gerakan ekonomi rakyat.
Adanya perbedaan pandangan berbagai kebijakan, bukan merupakan masalah yang berkaitan langsung dalam koperasi dalam menghadapi ekonomi yang semakin terbuka. Tidak majunya koperasi semata-mata menjadi ajang perebutan kepentingan orang sebagai pengurus, koperasi bukan akibat perbedaan pandangan tentang konsep kebijakan dan strategi dalam memajukan koperasi.
Bagaimana korelasi Koperasi terhadap Perekonomian Indonesia ? Berperan/tidak ?
Permasalahan utama fungsi koperasi dalam perekonomian terbentur pada perilaku dalam melakukan kegiatan ekonomi. Di satu sisi, koperasi berpeluang besar menjadi pelaku ekonomi terutama dalam era persaingan. Namun di sisi lain, sampai sekarang masih saja pembinaan dan pengembangan koperasi-sebagai institusi sosial-tidak terlepaskan dari dimensi politik. Intervensi dimana pemerintah masih jelas campur tangannya pada kegiatan koperasi yang sejak dulu melalui kementerian koperasi.
Dilihat dari kontribusi koperasi terhadap sumbangan dalam perekonomian tidak setimpal dengan intervensi pemerintah. UU tentang Koperasi tidak berpengaruh signifikan dalam mengantisipasi pesatnya perubahan lingkungan kegiatan koperasi pasar.
Tanggung jawab social Koperasi masih saja terikat terhadap tanggung jawab sosial dan ekonomi berbasis rakyat. Seharusnya pada tanggung jawab sosial inilah yang masih menjadi esensi peranan koperasi yang masih menjadi perdebatan dalam ekonomi pasar seperti saat ini.
Para pengelola koperasi di Indonesia, mewakili unsur gerakan yang berbasis pada masyarakat tentu punya kebijakan dan strategi lain untuk mengembangkan koperasi. Campur tangan pemerintah melalui berbagai aturan dan kebijakan bahkan saat pembentukan pengurus pada lembaga-lembaga koperasi dari pusat hingga kabupaten praktis masih terpusat kepada kepentingan penguasa. Artinya pemerintah masih memiliki kekuasaan besar dalam membina koperasi yang pada akhirnya melenceng dari tujuan utama koperasi.
Tentunya hal ini merupakan motivator bagi para anggota yang bergabung dalam koperasi untuk menghadapi persaingan dan diperlukan insentif individu sudah tidak dapat dielakan. Sehingga koperasi diharapkan akan mampu memainkan peranannya cari kegiatan yang kecil saja sesuai dengan kondisi pasar dilingkungannya. Dengan demikian koperasi dapat bertumbuh, berkembang secara efisien dengan tetap memainkan peranannya sebagai gerakan ekonomi rakyat.
Adanya perbedaan pandangan berbagai kebijakan, bukan merupakan masalah yang berkaitan langsung dalam koperasi dalam menghadapi ekonomi yang semakin terbuka. Tidak majunya koperasi semata-mata menjadi ajang perebutan kepentingan orang sebagai pengurus, koperasi bukan akibat perbedaan pandangan tentang konsep kebijakan dan strategi dalam memajukan koperasi.
Langganan:
Postingan (Atom)