Senin, 22 Maret 2010

TUGAS IV

TUGAS IV
Nama : Taty Listiawati
NPM : 27208040
Tugas : Bahasa Indonesia I

PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah: merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Ada 3 persyaratan agar paragraf menjadi padu :
kepaduan
kesatuan
kelengkapan
Unsur paragraf berupa :
1. kalimat topik atau kalimat utama
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3. kalimat penegas
4. kalimat klausa, prosa, dan penghubung

Fungsi utama paragraf yaitu :
untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru
sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya
sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu

Persyaratan paragraf yang baik yaitu :
kepaduan paragraf
kesatuan paragraf
kelengkapan paragraf

1. kepaduan paragraf
Langkah yang harus di tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.

Ada 2 jenis kata penghubung
kata penghubung intra kalimat : kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.contoh. karena, sehingga, tetapi, sedangkan, dll
kata penghubung antar kalimat : kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh. Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun,bahkan, dll


2. kesatuan paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
Paragraf dekduktif : kalimat utama yang diletakkan di awak paragraf.
Paragraf induktif : kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf.
Ciri dalam membuat kalimat utama
- kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk
diperinci lebih lanjut. Contoh. David Beckham adalah pemain sepak bola yang
sukses.
- kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata
penghubung, baik kata penghubung intra kalimat maupun antar kalimat.

3. kelengkapan paragraf
Paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya ada kalimat panjelas.
ciri kalimat penjelas : berisi penjelasan berupa rincian, keterangan. Contoh. Dan lain-lain, selain itu.


Pengembangan paragraf

Cara pengembangan paragraf
cara pertentangan
cara perbandingan
cara analogi
cara contoh-contoh
cara sebab akibat
cara definisi
cara klasifikasi

1. cara pertentangan
Pengembangan Paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti. Berbeda dengan, bertetangan dengan, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dll.
Contoh. Andi mempunyai kepribadian yang baik lain halnya dengan tono, sangat
buruk sekali.
2. cara perbandingan
Pengembangan dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti.
Serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, sementara itu.
Contoh. Wajah anak itu sama dengan wajah adik saya.
3. cara analogi
Adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan.
Biasanya dilakukan dalam bentuk kiasan seperti. Ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh. Anak itu selalu bertengkar dan tidak dapat dipisahkan, ibaratnya air dengan
minyak tidak dapat bersatu.
4. cara contoh-contoh
Kata yang digunakan seperti. Misalnya, seperti, contohnya,dll.
Contoh. Karnivora merupakan hewan pemakan daging, contohnya singa dan
buaya.
5. cara sebab akibat
Ungkapan yang digunakan yaitu. Padahal, akibatnya, oleh karena itu, karena.
Contoh. Pada tahun 1998 merupakan awal dari krisis, karena banyak pejabat yang
korupsi, akibatnya negara kita banyak memiliki hutang kepada negara
lain, oleh karena itu kita wajib membrantas para koruptor.
6. cara definisi
Kata yang digunakan seperti. Adalah, yaitu, ialah merupakan.
Contoh. Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk
menyatakan hukum-hukum fisika.
7. cara klasifikasi
Kata yang biasa digunakan yaitu. Dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi
menjadi, mengklasifikasikan.
Contoh. Ekonomi digolongkan menjadi dua golongan yaitu ekonomi mikro dan
makro.

Contoh paragraf :
Harga minyak dunia yang mencapai hampir $70 AS per barel akan memaksa pemerintah untuk menyediakan dana subsidi BBM sebesar Rp113,7 triliun. Karena pemakai BBM terbanyak adalah golongan menengah atas, berarti pemerintah menguras APBN justru untuk menyubsidi mereka, sementara rakyat miskin tidak mendapat apa-apa. Oleh karena itulah pemerintah berusaha menghemat pengeluaran untuk subsidi BBM, dan hasil dari penghematan itu akan didistribusikan kepada 15,5 juta keluarga miskin dalam bentuk uang tunai langsung sebesar Rp 100.000,00 per bulan selama satu tahun.
Akan tetapi, ada pihak-pihak yang menyangsikan efektivitas langkah pemerintah itu. Alasannya, subsidi langsung sebesar Rp 100.000, itu tidak akan sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari sebagai akibat berantai dari naiknya harga BBM. Di sisi lain, model pemberian uang tunai secara cuma-cuma dipandang tidak mendidik dan akan menimbulkan ketergantungan. Selain itu, model ini juga akan merangsang banyak orang untuk ‘’memiskinkan’’dirinya dengan harapan mendapat bantuan pemerintah daripada merangsang untuk bekerja agar bisa keluar dari kemiskinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar